Kolaborasi Pemimpin Dedi Mulyadi dan Rudy Mas’ud, Patut Dicontoh

 

Oleh : Mustaqiem Eska

 

(Subang – pdlFile.com)  Di tengah lukisan indah kepulauan yang membentang luas, di mana ombak Samudra Hindia dan Pasifik berbisik tentang potensi yang tak terhingga, seringkali kita menyaksikan pembangunan yang berjalan sendiri-sendiri, bagai not-not sumbang yang tak mampu membentuk melodi indah kemajuan bangsa. Namun, secercah harapan muncul di ufuk timur dan barat, di mana dua nahkoda daerah, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, menyadari bahwa kekuatan sejati terletak pada harmoni kolaborasi.

Kisah ini bermula dari sebuah kesadaran mendalam akan tanggung jawab pemberdayaan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat. Jawa Barat, dengan segudang pengalaman dan inovasi dalam pengelolaan potensi daerah, menjadi lentera yang menarik perhatian Kalimantan Timur, sebuah wilayah yang kaya akan sumber daya maritim. Bak seorang murid yang rendah hati menghampiri gurunya, Gubernur Rudy Mas’ud datang dengan niatan tulus untuk belajar, khususnya dalam ranah perikanan. Ungkapan “Kami datang dari Kalimantan Timur, karena pertama menjadi referensi Jawa Barat, kami lihat pangannya sangat bagus, kami ingin belajar terutama berkaitan dengan perikanan,” -seperti dikutip dari Radar Bogor- bukan sekadar retorika, melainkan cerminan kerendahan hati seorang pemimpin yang mengedepankan kepentingan rakyat di atas ego sektoral.

Kolaborasi ini menjelma menjadi sebuah simfoni pembangunan yang indah. Jawa Barat, dengan keahliannya, berbagi pengetahuan dan strategi dalam mengembangkan kampung nelayan yang berdaya. Sementara itu, Kalimantan Timur membuka pintu wilayahnya, menyediakan lahan subur bagi impian warga Jawa Barat untuk memiliki kehidupan yang lebih baik di pesisir Borneo. Pertukaran ini bukan sekadar transaksi materi, melainkan pertukaran nilai, pengalaman, dan semangat untuk membangun Indonesia yang lebih adil dan makmur.

Pentingnya kolaborasi antar kepala daerah seperti yang dicontohkan ini melampaui sekadar pemenuhan kebutuhan pragmatis. Ia adalah perwujudan dari visi persatuan yang hakiki, di mana batas-batas administratif tidak menjadi penghalang untuk saling bahu-membahu membangun negeri. Dengan berkolaborasi, sumber daya yang terbatas dapat dioptimalkan, inovasi dapat direplikasi dan disebarluaskan, dan yang terpenting, pemerataan akses swasembada dapat lebih mudah diwujudkan.

Lebih jauh lagi, inisiatif ini adalah langkah nyata dalam mewujudkan cita-cita luhur Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia. Ketika para pemimpin daerah bersinergi dalam mengembangkan potensi kelautan, bukan hanya kesejahteraan nelayan yang meningkat, tetapi juga kedaulatan pangan dan ekonomi bangsa yang semakin kokoh. Laut yang dulunya mungkin hanya dipandang sebagai pemisah antar pulau, kini menjelma menjadi jembatan emas yang menghubungkan potensi dan harapan.

Kisah kolaborasi antara Jawa Barat dan Kalimantan Timur ini adalah cakrawala di tengah gurun egoisme dan persaingan tidak sehat antar daerah. Ia adalah teladan tentang bagaimana kepemimpinan yang berorientasi pada rakyat mampu melahirkan kebaikan yang melampaui batas teritorial. Ini adalah narasi yang patut dikabarkan, disebarluaskan, dan diinspirasikan kepada seluruh pemimpin di Tanah Air. Sebab, di dalam kolaborasi yang tulus, tersemat kekuatan dahsyat untuk merajut asa, membangun kemandirian, dan mewujudkan Indonesia yang gemilang di mata dunia. Semoga jejak kebaikan ini terus bersemi dan menginspirasi lahirnya kolaborasi-kolaborasi lain yang membawa kemajuan bagi seluruh rakyat Indonesia.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *