Resolusi Awal Tahun Hijriyah 1447 H

 

Oleh : Mustaqiem Eska

 

 

 

(pdlFile.com)   Tahun adalah lingkaran yang terus berputar, membawa kita dari satu titik ke titik berikutnya, dari satu episode ke episode selanjutnya. Dengan datangnya awal tahun Hijriyah 1447, kita tidak hanya menandai pergantian kalender, tetapi juga disuguhkan sebuah jeda krusial untuk muhasabah – sebuah introspeksi mendalam, meninjau kembali jejak langkah, getaran hati, dan riak pikiran yang telah membentuk diri kita sepanjang tahun yang lalu. Muhasabah bukanlah sekadar retrospeksi, melainkan sebuah proses penyucian diri, menata ulang kompas batin agar perjalanan ke depan lebih terarah dan bermakna.

Setiap langkah yang kita pijakkan adalah sebuah keputusan, sebuah tindakan yang mengukir jejak di lembaran waktu. Di awal 1447 Hijriyah ini, penting bagi kita untuk menelisik kembali langkah-langkah yang telah kita ambil. Ke mana arahnya? Apakah ia membawa kita mendekat kepada tujuan hakiki, ataukah justru menyesatkan ke lorong-lorong kesia-siaan? Muhasabah pada langkah berarti mengevaluasi konsistensi kita dalam beribadah, dalam berinteraksi sosial, dalam menunaikan amanah, dan dalam mengejar impian. Apakah langkah kita selalu dilandasi niat yang tulus? Apakah kita telah melangkah dengan keberanian dalam menghadapi tantangan, atau justru terhenti oleh ketakutan dan keraguan?

Tahun yang baru adalah kesempatan untuk memperbaiki rute, untuk menguatkan pijakan. Jika ada langkah yang keliru, inilah saatnya untuk beristighfar dan berbalik arah. Jika ada langkah yang tertunda, inilah waktunya untuk mengumpulkan keberanian dan mengambil inisiatif. Langkah di tahun 1447 H haruslah langkah yang lebih mantap, lebih berani, dan lebih terarah pada keridaan-Nya, diiringi dengan kesadaran penuh akan dampak setiap jejak yang kita tinggalkan.

Hati adalah pusat dari segala rasa, sumber dari segala niat, dan cermin dari kedalaman spiritual kita. Muhasabah di awal tahun juga berarti menyelami hati, menanyakan kondisinya. Apakah hati kita masih bersih dari karat dengki, sombong, dan riya? Apakah ia telah terisi penuh dengan cinta kasih, syukur, dan ikhlas? Seringkali, hiruk pikuk duniawi membuat hati kita keruh, mengaburkan kejernihan nurani. Rasa kecewa yang tak berkesudahan, ambisi yang berlebihan, atau rasa takut yang melumpuhkan bisa menjadi penghalang bagi hati untuk merasakan kedamaian sejati.

Di awal tahun baru ini, marilah kita bersihkan hati, membuang segala kotoran yang menempel dan membebani. Biarkan ia menjadi lahan subur bagi benih-benih kebaikan. Pelihara hati dengan zikir, doa, dan tilawah Al-Qur’an. Biarkan ia dipenuhi dengan keikhlasan dalam beramal, kepedulian terhadap sesama, dan rasa syukur atas setiap karunia. Hati yang bersih dan lapang akan menjadi sumber kekuatan tak terbatas, membimbing kita melalui setiap badai dan menjadikan kita pribadi yang lebih sabar dan tabah.

Pikiran adalah anugerah terindah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Ia adalah pelita akal yang membimbing kita untuk memahami, menganalisis, dan mengambil keputusan. Muhasabah pada pikiran berarti mengevaluasi bagaimana kita telah menggunakan kapasitas berpikir kita. Apakah pikiran kita didominasi oleh prasangka negatif, kekhawatiran yang berlebihan, atau justru terbuka terhadap ilmu pengetahuan dan hikmah? Apakah kita telah menggunakan pikiran untuk merenungkan kebesaran Allah, atau justru terjerumus dalam angan-angan kosong dan kesia-siaan?

Tahun 1447 H mengajak kita untuk menajamkan pikiran, menjadikannya alat untuk mencapai kebijaksanaan. Jauhkan pikiran dari hal-hal yang tidak bermanfaat, dari gosip dan fitnah yang merusak. Penuhi ia dengan pengetahuan yang bermanfaat, dengan gagasan-gagasan konstruktif, dan dengan pemikiran-pemikiran positif. Gunakan pikiran untuk merancang strategi hidup yang lebih baik, untuk mencari solusi atas permasalahan, dan untuk berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar. Pikiran yang jernih dan terarah akan menjadi penuntun yang setia dalam setiap langkah kita.

Muhasabah di awal tahun Hijriyah 1447 H bukanlah sekadar tradisi, melainkan sebuah kebutuhan fundamental bagi setiap Muslim yang ingin terus bertumbuh dan berkembang. Muhasabah adalah kesempatan emas untuk merenungi, menyesali, dan memperbaiki diri. Dengan meninjau kembali langkah, hati, dan pikiran, kita mempersiapkan diri untuk menyongsong masa depan dengan lebih optimis, lebih bertanggung jawab, dan lebih mendekat kepada Sang Pencipta. Semoga di tahun yang baru ini, setiap langkah kita diberkahi, setiap getaran hati kita diliputi kedamaian, dan setiap riak pikiran kita dipenuhi dengan kebijaksanaan. ***

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *