Apa Kabar Marsinah?

Marsinah

 

Oleh : Mustaqiem Eska

 

 

(pdlFile.com) Di tengah hiruk pikuk industrialisasi yang mulai merambah pelosok negeri, muncul suara-suara lirih yang terbungkam oleh gemuruh mesin dan hegemoni kekuasaan. Salah satu suara yang kemudian menjelma menjadi bara perjuangan abadi adalah Marsinah. Kisahnya bukan sekadar catatan kelam dalam sejarah perburuhan Indonesia, melainkan juga epitaf keberanian dan simbol perlawanan terhadap ketidakadilan.

Marsinah, seorang buruh perempuan di PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, adalah representasi dari jutaan pekerja yang terhimpit oleh kondisi kerja yang tidak manusiawi dan upah yang jauh dari layak. Tahun 1993 menjadi saksi bisu keberaniannya dalam menuntut hak-hak dasar buruh, hak untuk hidup dengan martabat. Bersama rekan-rekannya, ia lantang menyuarakan penolakan terhadap pemotongan upah secara sepihak dan menuntut perbaikan kesejahteraan.

Sejarah mencatat, aksi mogok yang mereka lakukan berujung pada pemanggilan dan intimidasi oleh pihak perusahaan dan aparat keamanan. Namun, Marsinah tidak gentar. Ia justru semakin gigih mengorganisir pekerja dan memperjuangkan tuntutan mereka. Keberaniannya yang tak tergoyahkan menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya dan momok bagi pihak-pihak yang merasa terusik kepentingannya.

Tragisnya, perjuangan Marsinah harus dibayar dengan nyawa. Setelah menghilang beberapa hari pasca aksi mogok, jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Kekejian ini bukan hanya merenggut nyawa seorang pejuang buruh, tetapi juga meninggalkan luka mendalam dalam hati gerakan buruh Indonesia dan menjadi simbol impunitas bagi pelanggar hak asasi manusia.

Meskipun keadilan substantif dalam kasus kematian Marsinah masih menjadi pertanyaan besar hingga kini, semangat dan makna perjuangannya terus bergema dalam refleksi buruh Indonesia saat ini. Marsinah mengajarkan tentang keberanian untuk melawan, tentang solidaritas antar pekerja, dan tentang pentingnya menyuarakan kebenaran meskipun dihadapkan pada risiko yang besar.

Di era globalisasi dan liberalisasi ekonomi saat ini, di mana isu-isu seperti outsourcing, upah murah, dan kondisi kerja yang fleksibel semakin mengikis hak-hak buruh, sosok Marsinah hadir sebagai pengingat yang kuat. Perjuangannya mengingatkan bahwa hak-hak buruh bukanlah hadiah cuma-cuma, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan dengan gigih dan tanpa lelah.

Refleksi atas perjuangan Marsinah bagi buruh Indonesia saat ini memiliki beberapa dimensi penting. Pertama, ia menjadi simbol perlawanan terhadap segala bentuk eksploitasi dan ketidakadilan di tempat kerja. Semangatnya mendorong buruh untuk tidak apatis dan terus berjuang demi kondisi kerja yang lebih baik. Kedua, ia mengajarkan tentang pentingnya persatuan dan solidaritas antar sesama pekerja. Kekuatan buruh terletak pada kebersamaan dalam memperjuangkan hak-hak kolektif. Ketiga, kisah tragisnya menjadi pengingat akan risiko yang dihadapi oleh para pejuang buruh dan pentingnya perlindungan hukum serta jaminan keamanan bagi mereka yang berani menyuarakan aspirasi.

Lebih dari sekadar simbol, Marsinah adalah warisan nilai perjuangan yang harus terus dihidupkan dalam setiap gerakan buruh. Semangatnya yang tak pernah padam harus menjadi suluh yang menerangi jalan perjuangan buruh Indonesia menuju kehidupan yang lebih adil dan sejahtera. Di setiap aksi unjuk rasa, di setiap perundingan bipartit, dan di setiap upaya memperjuangkan hak-hak normatif, nama Marsinah harus terus disebut sebagai pengingat akan harga sebuah perjuangan dan pentingnya keadilan ditegakkan.

Kisah Marsinah adalah tragedi kemanusiaan, tetapi juga monumen keberanian. Ia adalah martir perburuhan yang namanya akan terus dikenang dalam sejarah perjuangan kelas pekerja Indonesia. Refleksi atas hidup dan pengorbanannya adalah panggilan untuk terus berjuang, untuk tidak pernah menyerah dalam menegakkan keadilan dan martabat buruh di tanah air. Bara perjuangan Marsinah harus terus menyala, menerangi jalan bagi buruh Indonesia untuk meraih kehidupan yang lebih layak dan bermakna.***

Related posts