“Tarbiyah (pendidikan) itu tidak ada batas waktunya. Ia bukan hanya tugas saat anak kecil, tapi terus berjalan sepanjang hidup selama kita masih diberi nafas oleh Allah”
(pdlFile.com) Pendidikan pada anak, adalah wajib di lakukan orang tua. Dan kewajiban itu tidak akan selesai, bahkan sampai titik nafas terakhir. Hal ini termaktub dalam ayat :
أم كنتم شهداء إذ حضر يعقوب الموت إذ قال لبنيه ما تعبدون من بعدي. قالوا نعبد إلهك و إله أبآئك إبراهيم و اسماعيل و إسحاق الها واحدا، و نحن له مسلمون.
Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” (Qs. Al-Baqarah – 133)
Sosok Nabi Ya’qub ‘alaihissalam yang anak-anaknya sholih sholih semua, tetap masih memikirkan pendidikan anak-anaknya, bahkan saat beliau sedang menghadapi sakaratul maut. Padahal, anak-anak beliau sudah dewasa, dan sebagian dari mereka adalah para nabi juga. Tapi beliau tetap menegaskan pendidikan iman dan akidah di saat-saat terakhir hidupnya.
Para kiai-kiai yang salah satunya, Syaikhuna Kiai Maimoen Zubair, seringkali memanggil, mengarahkan, dan bahkan “ndukani” (memarahi) putra-putri beliau-beliau, sebagai bentuk perhatian dan tarbiyah atau didikan beliau. Walaupun putra-putri beliau sudah dewasa dan bahkan sudah menjadi ulama’.
Ini menunjukkan bahwa tarbiyah (pendidikan) itu tidak ada batas waktunya. Ia bukan hanya tugas saat anak kecil, tapi terus berjalan sepanjang hidup selama kita masih diberi nafas oleh Allah.
Wallohu A’lam…
#PP Maslakul Anwar Kampoeng Nggoleyo
#Gladhag Paseban Tombo Ati Kampoeng Nggoleyo
